Friday, March 25, 2011

National Palace Museum, Taipei

National Geographic is most-def my new favourite channel.

Ujian Nasional tinggal sebentar lagi. Makin deket, entah kenapa berasa makin libur, watch TV for like ... e ve ry day ! Hari ini, jadwalnya : National Geographic. Ada ulasan tentang Museum Nasional Taiwan. Oh well, looks boring, but what the heck, I'll give it a try. Tell you what, the review was revealing and astonishing.

National Palace Museum. A museum located in Taipei, Taiwan. This museum, unlike any other museum in Indonesia, is really, extremely well preserved. Inside the building, there are thousands of art, crafts, pottery, calligraphy, and many more created in one of the most unique Chinese dinasty, ruled by Chi'en Lung, the only king who had his most concern in art and pointed himself as the mighty curator.

Amazingly, pekerja di situ keterlaluan banyaknya, dan gilanya lagi mereka semua adalah highly educated scientists yang cinta banget sama peninggalan - peninggalan Kaisar Chi'en Lung and they did their legacy real well.

Museumnya direnovasi supaya tetep banyak yang dateng. Full security camera. Highly convinient 29 galleries. And it doesn't stope there.

Kelembapan dan temperatur di dalem gedung sangat diperhatikan, mereka mau semua peninggalan tetep terjaga. Gedung harus tetep dingin, jadi mereka punya alat khusus supaya suhu gedung terjaga. Kelembapan dan suhu dilihat dari banyaknya orang dalam galeri di mana semakin banyak orang, suhunya harus semakin dijaga. Ga cuma itu, pergerakan matahari juga dikontrol, beda jam, beda posisi matahari, di tempat matahari itu berada, bagian gedung itulah yang harus lebih diperhatikan suhunya.

Museum ini juga dilengkapi dengan banyak fasilitas hi-tech. Contoh yang paling oke : 3D pottery, same consistent curves ... wait for it ... in a crystal ball. Karena pengunjung gaada yang boleh megang langsung, biar mereka puas, mereka bisa seakan - akan megang itu semua, bisa diputer - puter, pake crystal ball ! Ooooo what could be better.

Apart from being well kept since before world war 2, they are well preserved. Lobang - lobang di lukisan diisi dengan kapas anti asam, kertas robek ditambel, lukisan pudar, direpaint. That's probably usual things normal museums should do, but check this out. Hong Kong berada di zona seismik ... ( well I'm not really good in geography, sorry I'm unable to complete the sentence ) yang bikin tempat itu sangat rentan gempa. Honestly I was a bit shocked when the museum really thought about that. Benda - benda yang mahal dan priceless ditopang dengan bengan nilon yang sangat tipis tapi cukup kuat dengan hitungan tertentu yang bikin mereka gabakalan jatoh kalo ada gempa segede apa pun.

---

Di KOMPAS kemarin, halaman 1, ada ulasan tentang merosotnya sastra di Indonesia. Pusat sastra mau ditutup ? Gara - gara sepi, ga ada yang dateng, ga ada peminat ? *speechless Menurut pakar - pakar, sastra menjadi salah satu penentu kemajuan bangsa. Orang - orang Taiwan sangat menjaga warisannya. Siapa lagi ? Jepang, Cina, Inggris, Jerman, sebutin semua negara maju di dunia dan cari yang mana yang ga terkenal kebudayaan aslinya. Masing - masing negara maju pasti punya satu daya tarik kebudayaan, mungkin ini teori yang aneh, tapi kebudayaan asli suatu negara bisa bikin negara itu maju. Salah satunya mungkin dengan bahasa ?

Yeap sastra is boring ( walaupun kata pakar kita bisa ningkatin imajinasi kita kalau baca sastra ) tapi kita bisa kan ngembangin yang lain selain sastra. Look around, we also have hundreds, maybe thousands of heritages, and it's our legacy to preserve them, people. Ayo dong, kapan sih mental orang Indonesia bener ?

No comments:

botle.in.the.botle

Blog Widget by LinkWithin